Jumat, 07 Maret 2014

Induktif

Pengertian Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. Penalaran induksi berkaitan dengan empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :
            Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Sapi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Kesimpulan : semua hewan yang berdun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Macam-macam Penalaran Induktif

Ada tiga jenis penalaran induktif yaitu :  
·         Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
            Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

Macam-macam generalisasi adalah :
Ø  Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Ø  Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

·         Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
            Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atmosfir seperti bumi, temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulnya musim seperti bumi. Jika bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada makhluk hidup di planet Mars.

·         Hubungan kausal
Penyebab suatu peristiwa tidak selalu dapat diketahui secara langsung karena banyak peristiwa yang perli diselidiki penyebabnya. Untuk menyelidiki penyebab suatu peristiwa maka diperlukan kemampuan berfikir kausal.
Hubungan kausal umumnya dapat berlangsung dalam tiga tipe yaitu :
Ø  Sebab ke akibat
Penalaran dari sebab ke akibat bertolak dari pengamatan terhadap sesuatu sebab yang diketahui. Dari hasil pengamatan ini ditarik kesimpulan mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyebab tadi. Akibat yang ditimbulkan bisa berupa akibat tunggal atau akibat kompleks. Sebuah sebab dapat pula menimbulkan akibat, akibat ini dapat pula menimbulkan akibat lainnya.
Contoh :
            Setiap hari Shinta selalu rutin belajar. Bahkan saat liburan pun dia selalu belajar. Tidak heran jika dia mendapat beasiswa berprestasi dari sekolahnya.
Ø  Akibat ke sebab
Penalaran dari akibat ke sebab merupakan salah satu jenis penalaran kausal. Penarikan kesimpulan bertolak dari akibat yang sudah diketahui untuk mencari penyebab yang menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
            Setiap kali Marcel merasakan matanya berkunang-kunang dan hampir tidak dapat membaca tulisan pada jarak jauh. Akhirnya dia pergi ke dokter mata karena merasakan penyakitnya semakin parah. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata mata Marcell minus
Ø  Akibat ke akibat
Penalaran dari akbat ke akibat bertolak dari suatu akibat yang diketahui kemudian dicari lagi akibat yang ditimbulkan oleh akibat tadi. Disini tidak ada usaha meneliti penyebab dari akibat yang pertama.
Contoh :
            Banyak soal yang tidak dapat di jawan Nisa, sehingga nilai ujiannya jelek.

·         Hipotesis dan teori
Ø  Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
Ø  Teori adalah suatu set dari hubungan antar kontruk, konsep, definisi atau batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut

Sumber :
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/
http://www.trigonalworld.com/2013/09/penaralan-induktif.html
http://azuarjuliandi.com/usu/3teoridanhipotesis.pdf

Deduktif

Pengertian Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah penalaran yang didasarkan pada prinsip, hukum,teori, atau putusan yang berlaku umum kemudian menuju pernyataan khusus.

Silogisme

Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
Macam-macam silogisme dalam penalaran deduktif yaitu :
·         Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategori.
Contoh :
Semua tanaman membutuhkan air (premis mayor)
Akasia adalah tanaman (premis minor)
Akasia membutuhkan air (premis kesimpulan)

·         Silogisme hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategori. Ada empat macam silogisme hipotesis yaitu :
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
            Jika hujan, Lisa naik becak
            Sekarang hujan
            Jadi, Lisa naik becak
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh :
            Bila hujan, bumi akan basah
            Sekarang bumi telah basah
            Jadi, hujan telah turun
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh :
            Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul
            Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa
 Jadi kegelisahan tidak akan timbul
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh :
            Bila mahasiswa turun ke jalan, pihak penguasa akan gelisah
            Pihak penguasa tidak gelisah
            Jadi mahasiswa tidak turun ke jalan

·         Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor berbentuk proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu jika premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif lain.
Contoh :
            Keluarga Nia berlibur di Yogyakarta atau Bandung (premis mayor)
            Keluarga Nia tidak berlibur di Bandung (premis minor)
            Jadi, keluarga Nia berlibur di Yogyakarta (kesimpulan)

Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
            Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
            Pada malam hari tidak ada matahari
            Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis


Sumber :
http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841
http://www.slideshare.net/ddedestt/pengertian-logika-dan-silogisme
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/
http://www.ras-eko.com/2011/03/macam-macam-silogisme-di-dalam.html


Kamis, 06 Maret 2014

Penalaran


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi (proposisi yang sejenis), berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai benar atau salah.
Contoh :
·         Besi bila dipanaskan akan memuai
·         Bung Tomo adalah pahlawan

Inferensi adalah proses memperoleh kesimpulan, pemgetahuan atau pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman.
Contoh :
·         Karena............................................maka.............................................
Kalau ini begini maka itu begitu
Berhubung begitu maka karenanya begini

Implikasi atau pernyataan bersyarat atau kondisional adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q. Bagian “jika p” dinamakan alasan atau sebab dan bagian “maka q” kesimpulan atau akibat.
Contoh :
·         Jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima.
B B
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan benar dan kesimpulan benar.
·         Jika 9 adalah bilangan genap, maka Surabaya ibu kota Jawa Timur.
S B
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan salah dan kesimpulan benar.

Wujud evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, autoritas dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.

Cara menguji fakta adalah melalui penilaian. Penilaian itu berguna untuk mengetahui apakah bahan itu fakta. Penilaian juga berguna untuk memperkuat kesimpulan. Cara menguji fakta :
·         Konsistensi
·         Koherensi

Cara menguji autoritas adalah :
·         Tidak mengandung prasangka
·         Pengalaman dan pendidikan autoritas
·         Keherensi dan kemajuan


Sumber :

http://www.scribd.com/doc/87712225/DEFINISI-PENALARAN
http://ratihseptiaryani.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-contoh-dari-proposisi.html
http://www.slideshare.net/gueste97040/proposisi
htpp://www.repository.binus.ac.id/content/T0273/T027358897.ppt
http://wahyuuwmy.blogspot.com/2011_07_01_archive.html
http://matematikaboy.wordpress.com/2010/12/11/implikasi-biimplikasi-konvers-invers-dan-kontraposisi/
http://eprints.uny.ac.id/1207/1/DEKA_KURNIA.pdf
https://meirianie.wordpress.com/page/8/