Kamis, 26 April 2012

The Smart Fishermans Bass Fishing Techniques


Fishing makes great fun! Whether you fish for a living or for pure hobby, you have to be as smart as a fisherman should be. Every smart fisherman has his own fishing techniques that allow him to catch the fish he has goaled to. Like in bass fishing or fishing in fresh waters, the fisherman will always have to implore bass fishing techniques suitable for the kind of waters he is fishing.
The first consideration in developing bass fishing techniques that can bring you your dream catch is to choose the shore you are to start out. Also you have to be very keen with the weather. Bass fishing is most productive in the great lakes and like the ocean, these great lakes are also very dangerous if bad weathers occur.
That is why it is most ideal to do bass fishing during summer especially if the place you choose to have your bass fishing adventure is a big lake like the Lake Erie. The other thing to consider in bass fishing is whether you goal to fish in the deep called off-shore fishing or just in the shoreline.
When you are fishing in the deep, make sure that your boat is fully equipped with the safety devices and must know the regulations imposed by your host state regarding bass fishing in their respective area of responsibilities. Some fishermen use the trolling techniques in the deep sea fishing or off-shore fishing to catch more fish. While if you opt to do bass fishing in the shorelines, you only need small boats and minor fishing gadgets. Also, it is an experience that to be more productive in bass fishing in the shore, one technique is to fish during night time.

Smoking In The morning


            Especially accompanied by a cup of coffee, has become a ritual that hard to break. However, these habits seem to need to be stopped from smoking at the beginning of the day is more dangerous than smoking on the day or night. Research shows that smoking after waking up would increase the risk of lung cancer, neck and head. "Morning smokers have high levels of nicotine and other toxins from tobacco in his body. They are also more addicted than smokers who refrained from smoking a half hour or so after waking up," said researcher Joshua Muscat of Penn State College of Medicine.
            To find out why some smokers get cancer and not, Muscat and his team examined the link between cancer risk is there with the habit of first cigarette in the morning. The first study involved 4775 patients with lung cancer and 2835 of other smokers without lung cancer. Those who smoke 30 minutes after waking up 1.79 times higher risk of suffering from lung cancer than those who waited more than 60 minutes. Meanwhile, those who smoked 31-60 minutes after waking up had 1.31 times the risk compared to those who wait at least an hour. The second study involved 1055 people with brain and neck cancer and 795 people who smoked but did not suffer brain and neck cancer. Those who smoked within 30 minutes when you wake up 1.59 times the risk of brain and neck cancer compared with those who waited an hour. The risk of smokers who smoked 31-60 minutes after waking up 1.42 times than those who wait at least an hour.

Bukan Gulma Biasa



Dulu tanaman ini di puja sebagai tananman hias. Kini kehadiran eceng gondok Eichornia crassipes membuat gondok karena gulma itu cepat berkembak biak sehingga menutupi perairan.
Keindahan Danau Buyan di Kabupaten Singaraja, Bali tercoreng. Empat tahun sila danau di ketinggian 1.200 m dpl itu laksana hamparan eceng gondok. Pesatnya pertumbuhan gulma air asal Brazil itu di sebabkan oleh system pertanian intensif di area hulu yang jor-joran memanfaatkan pupuk anorganik.
Dampaknya ketika hujan, longsor tanah yang mengandung sisa-sisa pupuk mengalir ke danau. Sedimentasi nan subur itu tak terhindarkan. Apalagi perkembangbiakan vegetatif Eichornia crassipes itu sangat cepat. Untuk melipat gandakan populasi tanaman yang di datangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 hanya butuh waktu 2-4 hari.
            Kondisi itu memusingkan pemerintah daerah Singaraja. Ratusan juta rupiah di keluarkan untuk mengatasi serbuan angota famili Pontederiaceace itu. Ketika hujan air danau meluap hingga menggenangi sebagian perkampungan. Di atas permukaan air di penuhi herba air itu. Bila surut masyarakat sempat langsung mengolah tanah untuk bercocok tanam beragam sayuran. Meski tanpa pupuk tanaman tumbuh subur.

Mempertanyakan Janji Penciptaan Lapangan Kerja


 
Gegap gempita kasus deportasi tenaga kerja Indonesia illegal belum selesai. Kasus TKI illegal yang  berujung pada kunjungan Presiden ke Malaysia itu memang membuahkan hasil, yakni penundaan kembali pelaksanaan razia dan deportasi.
Langkah recycle TKI illegal hanya menyelamatkan mereka yang memang sudah terlempar atau tidak tertampung di pasar kerja dalam negeri dan memilih mengadu nasib di negeri tetangga. Selain  mereka, masih ada lebih dari sepuluh juta penganggur di Negara ini. Itu baru penganggur terbuka, belum termasuk mereka yang setengah menganggur.
Kunci penyelesaian semua masalah itu adalah menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Oleh karena itu, sudah saatnya kita mempertanyakan kembali kebijakan ekonomi dan pembangunan yang di tempuh pemerintah selama ini. Benarkah kebijakan-kebijakan tersebut dapat menciptakan lapangan kerja? Jika kita membicarakan arah kebijakan pembangunan ekonomi berarti mempersoalkan juga pilihan-pilihan sektor dan industry-industri yang menjadi prioritas dalam pembangunan ke depan.

Rabu, 25 April 2012

Noun Clauses

1. (Should we wait for him ?) I wonder if we should wait for him.

2.(Did She borrow your dictionary ?) I want to know whether she borrowed your dictionary or not.

3.(Does she need any help ?) I wonder if she need any help.

4.(Is he having trouble ?) The fact that she’s having trouble is not surprising me.

5.(Does it belong to Jake ?) I want to know whether it belongs to Jake or not.

6.(Is there life on other planets ?) I want to know if there’s a life on other planets.

7.(Will people live on the moon someday ?) I wonder if people will live on the moon someday.

8.(Is this information correct ?) Could you tell me if this information is correct or not ?

9.That dictionary is good. I wonder if that dictionary is good or not.

10.Those glasses are expenssive. I want to know if those glasses are expenssive

Kamis, 12 April 2012

Orang Tua yang Kesepian


Suatu hari seseorang pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika dia sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba matanya tertumpu pada seorang kakek tua yang duduk menyendiri sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong. Lalu dia mencoba mendekati kakek itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti, sang kakek akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si kakek menceritakan kisah hidupnya. Si kakek mulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang.
Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian juga dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah di mana kami sebagai orang tua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar.
Hidup saya rasanya hilang tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saya memerlukannya. Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya atau pun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya.
Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung. Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka sekalipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan. Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tetapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alas an untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan air mata dan bertanya di manakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak saya dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan sukacita pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal di sana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekali pun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orang tua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil.
Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung di sini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Mendidik anak agar menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua adalah kebaikan atau harta yang tidak ada habisnya.