Kamis, 26 April 2012

Bukan Gulma Biasa



Dulu tanaman ini di puja sebagai tananman hias. Kini kehadiran eceng gondok Eichornia crassipes membuat gondok karena gulma itu cepat berkembak biak sehingga menutupi perairan.
Keindahan Danau Buyan di Kabupaten Singaraja, Bali tercoreng. Empat tahun sila danau di ketinggian 1.200 m dpl itu laksana hamparan eceng gondok. Pesatnya pertumbuhan gulma air asal Brazil itu di sebabkan oleh system pertanian intensif di area hulu yang jor-joran memanfaatkan pupuk anorganik.
Dampaknya ketika hujan, longsor tanah yang mengandung sisa-sisa pupuk mengalir ke danau. Sedimentasi nan subur itu tak terhindarkan. Apalagi perkembangbiakan vegetatif Eichornia crassipes itu sangat cepat. Untuk melipat gandakan populasi tanaman yang di datangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 hanya butuh waktu 2-4 hari.
            Kondisi itu memusingkan pemerintah daerah Singaraja. Ratusan juta rupiah di keluarkan untuk mengatasi serbuan angota famili Pontederiaceace itu. Ketika hujan air danau meluap hingga menggenangi sebagian perkampungan. Di atas permukaan air di penuhi herba air itu. Bila surut masyarakat sempat langsung mengolah tanah untuk bercocok tanam beragam sayuran. Meski tanpa pupuk tanaman tumbuh subur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar