Dulu tanaman ini di puja sebagai tananman hias. Kini
kehadiran eceng gondok Eichornia
crassipes membuat gondok karena gulma itu cepat berkembak biak sehingga
menutupi perairan.
Keindahan Danau Buyan di Kabupaten Singaraja, Bali tercoreng.
Empat tahun sila danau di ketinggian 1.200 m dpl itu laksana hamparan eceng
gondok. Pesatnya pertumbuhan gulma air asal Brazil itu di sebabkan oleh system pertanian
intensif di area hulu yang jor-joran memanfaatkan pupuk anorganik.
Dampaknya ketika hujan, longsor tanah yang mengandung
sisa-sisa pupuk mengalir ke danau. Sedimentasi nan subur itu tak terhindarkan.
Apalagi perkembangbiakan vegetatif Eichornia
crassipes itu sangat cepat. Untuk melipat gandakan populasi tanaman yang di
datangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 hanya butuh waktu 2-4 hari.
Kondisi itu memusingkan pemerintah
daerah Singaraja. Ratusan juta rupiah di keluarkan untuk mengatasi serbuan
angota famili Pontederiaceace itu.
Ketika hujan air danau meluap hingga menggenangi sebagian perkampungan. Di atas
permukaan air di penuhi herba air itu. Bila surut masyarakat sempat langsung
mengolah tanah untuk bercocok tanam beragam sayuran. Meski tanpa pupuk tanaman
tumbuh subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar