Kamis, 21 November 2013

Artikel Perilaku Konsumen

Artikel Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN
CONSUMER BEHAVIOR AND MARKETING ACTION Premise dalam buku ini menyatakan bahwa strategi pemasaran harus berlandaskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen. MODEL PRILAKU KONSUMEN

TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1).Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
Kebutuhan konsumen,  Persepsi atas karakteristik merek, dan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2).Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen),  Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) 

3. Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah : Barang,  Harga, Periklanan dan Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.

Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tipologi pengambilan keputusan konsumen :

1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making) Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.

2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen.
Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsu men.

EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN :

1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk men gevaluasi dan mempertimbangkan piihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran. 0. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.

2. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.

3. Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.

Keempat proses tersebut digambarkan sebagai berikut :

Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasa ran melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi. Pengambilan keputusan konsumen adalah bukan proses yang seragam. Ada perbedaan antara pengambilan keputusan dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang tinggi dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang rendah.

I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KOMPLEK ( COMPLEKS DECISION MAKING) Untuk memahami keputusan yang komplek maka perlu dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk. Kondisi keterlibatan konsumen akan suatu produk, apabila produk tersebut adalah :

1. Penting bagi konsumen karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status.
2. Memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen model pakaian.
3. Mengandung resiko tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk pembelian komputer.
4. Mempunyai ketertarikan emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru. 5. Dikenal dalam kelompok grupnya atau “ badge “ value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci. 

Tipe Keterlibatan :

1. Situational involvement. Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.

2. Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang kompleks. “Badge” value adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap.




Sabtu, 02 November 2013

Pembelian Yang Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen

Pembelian Yang Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dananya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Pemasaran wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain:
1.      Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
·         Mendesain bauran pemasaran
·         Mensegmen pasar bisnis
·         Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
·         Melaksanakan analisis lingkungan
·         Mengembangkan studi riset pasar
·    Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
·      Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
·         Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
·         Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
Ø  Orientasi konsumen
Ø  Fakta-fakta tentang perilaku manusia
Ø  Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip 5W + 1H :
1.      Why    : mengapa mendapatkan barang atau jasa tersebut ?
2.      What   : berupa apa barang atau jasa tersebut ?
3.      Who    : siapa yang mendapatkan barang atau jasa itu ?
4.      When   : kapan bisa didapatkan barang atau jasa tersebut ?
5.      Where  : dimana barang atau jasa tersebut bisa didapatkan ?
6.      How     : bagaimana barang atau jasa tersebut didapatkan ?

Berikut adalah contoh kasusnya :
Anggun Maharani, mahasiswa Universitas swasta terkenal di Bekasi dan ia juga bekerja di sebuah bankswasta di Bekasi (Who) ingin membeli (How) laptop (What). Ia ingin membelinya karena mudah untuk dibawa-bawa (Why). Ia berencana membelinya akhir bulan depan setelah menerima gajinya (When) dipusat perdagangan komputer di daerah Mangga Dua (Where). Mempelajari 5W + 1H ini merupakan inti dari perilaku konsumen.

o   Menurut James F.Angel – Roger D.Blackwell – Paul W.Miniard terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.  Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebutdiatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan serta mempengaruhi perilaku. Kelima foktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3.    Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap danperilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Segmentasi Pasar

Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisa perbedaan antara pembeli di pasar.

Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
 Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu :
·         Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen : 
Ø  Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim. 
Ø Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll. 
Ø  Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. 
Ø  Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
·         Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri. 
o   Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan. 
o   Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.

 Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :
1.      Dapat diukur
2.      Dapat dicapai
3.      Cukup besar atau cukup menguntungkan
4.      Dapat dibedakan
5.      Dapat dilaksanakan

Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda, yaitu :
·     Pemasaran massal. Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
·     Pemasaran segmen. Pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
·  Pemasaran ceruk. Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
·       Pemasaran mikro. Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan cita rasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.


 Manfaat Segmentasi Pasar
Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah: Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya.

Menentukan Pasar Sasaran
Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
·    Langkah pertama. Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada.
·     Langkah kedua. Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.


Senin, 14 Oktober 2013

Analisis Jurnal Perilaku Konsumen



PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK
DI KOTA PEKANBARU
Oleh : Ahmad Rifai, Didi Muwardi, Juwita Rizki Fitri Nauli Rangkuti Volume XII Nomor 22/Agustus 2008

            Sikap konsumen terhadap sayuran organik ada yang bersifat positif dan negatif. Para pemasar dapat mempengaruhi sikap pembelian konsumen dengan cara mempengaruhi sikap konsumen. Pengukuran sikap konsumen adalah masalah pokok dalam menentukan situasi pemasaran. Hal yang penting untuk pengembangan strategi adalah menentukan sikap segmen pasar yang berbeda-beda terhadap suatu produk. Hubungan antara sikap dan perilaku membantu dalam meramalkan produk dan pengembangan program-program pemasaran. Sikap terhadap objek pembelian sayur organik dikaitkan dengan perilaku terhadap objek pembelian sayur organik. Semakin baik sikap dan perilaku konsumen terhadap produk maka konsumen akan lebih sering menggunakan produk tersebut. Manfaat bagi kesehatan merupakan faktor yang paling penting dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi sayuran organik.

            Selain manfaatnya bagi kesehatan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah kandungan zat sayuran organik, kesegaran sayuran organik, rasa sayuran organik dan lain-lain. Tidak adanya zat kimia yang dapat merusak kesehatan manusia pada sayuran organik, kandungan zat, kesegaran dan rasa merupakan alasan yang paling penting untuk mengkonsumsi sayuran organik oleh konsumen. Faktor kemudahan mendapatkan sayuran organik tidak menjadi alasan konsumen dalam menggunakan sayuran organik. Konsumen memiliki nilai kepercayaan positif terhadap faktor-faktor sayuran organik yaitu manfaat bagi kesehatan, kandungan zat, kesegaran dan rasa.

            Faktor-faktor yang paling penting dari sayuran organik adalah manfaatnya untuk kesehatan manusia. Sayuran organik di produksi dengan bahan-bahan organik dan tidak menggunakan bahan kimia, karena dari itu sayuran organik bagus untuk kesehatan manusia. Bisa juga konsumen mendapatkan faktor dari lingkungan sekitarnya untuk mengkonsumsi sayuran organik.

Rabu, 24 April 2013

Resume Tentang Penyimpangan Negara Konstitusi Di Indonesia

          Penyimpangan negara konstitusi di Indonesia, dibedakan atas dua yaitu :
  1. Sejak ditetapkannya UUD 1945 oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sampai berlakunya konstitusi RIS 27 Desember 1949
  • Periode 1945-1949
               Pada awal kemerdekaan negara Indonesia masih dalam masa peralihan hukum dan pemerintahan,         yang bertekad mempertahankan kemerdekaan yang baru di proklamasikan. Perhatian ditujukan untuk memenangkan kemerdekaan sehingga dalam pelaksanaa UUD 1945 terjadi penyimpangan-penyimpangan konstitusional. Pada saat itu berlaku pasal IV aturan peralihan yang menetapkan segala kekuasaan negara dijalankan oleh Presiden dengan bantuan komite nasional. 
               Penyimpangan konstitusional yang terjadi pada awal kemerdekaan yaitu :
    • Komite Nasional Pusat berubah fungsi dari pembantu Presiden menjadi badan yang diserahi  kekuasaan legislatif yang ikut menentukan garis-garis besar haluan negara atas dasar Maklumat Wakil Presiden Nomor X tangga 16 Oktober 1945
    • Adanya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer setelah dikeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945
  • Periode Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
               Periode ini ditandai dengan berlakunya negara Replublik Indonesia Serikat sebagai akibat  perjanjian Konferensi Meja Bundar. Berdirinya negara RIS dengan Konstitusi RIS sebagai undang-undang dasarnya menimbulkan penyimpangan, antara lain : 
    • Negara RI hanya berstatus sebagai salah satu negara bagian
    • UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus sebagai UUD negara bagian RI
    • Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi liberal
    • Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung jawab kepada parlemen
    • Sebagai akibat sistem parlementer kabinet tidak mampu melaksanakan programnya dengan baik dan di nilai negatif oleh DPR
    • Terjadinya pertentangan politik diantara partai-partai politik saat itu
  • Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
               Ciri pemerintahan pada masa UUDS 1950 adalah :
    • Berlakunya sistem kabinet parlementer
    • Presiden dan wakil presiden tidak dapat di ganggu gugat
    • Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijakan pemerintah
    • Presiden berhak membubarkan DPR, dengan ketentuan harus mengadakan pemilihan DPR dalam waktu 30 hari
    • Dilaksanakannya pemilu yang pertama setelah Indonesia merdeka
    • Konstituante gagal menetapkan UUD yang tetap sebagai pengganti UUDS 1950
      2. Sejak diumumkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai sekarang yang terbagi atas masa   Orde Lama, Orde Baru dan masa Reformasi
  • Berbagai Penyimpangan pada masa Orde Lama (1959-1965)
               Penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Lama adalah :
    • Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif telah mengeluarkan ketentuan perundangan yang tidak ada dalam UUD 1945
    • Melalui Ketetapan No. I/MPRS/1960 MPR menetapkan pidato presiden 17 Agustus 1959 berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita"
    • MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
    • Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 karena DPR menolak APBN yang di ajukan oleh Presiden
    • Pemimpin lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara termasuk pimpinan MPR kedudukannya sederajat dengan menteri
    • Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi terpimpin
    • Berubahnya arah politik luar negeri dari bebas dan aktif menjadi politik yang memihak salah satu blok
  • Berbagai Penyimpangan pada masa Orde Baru (1965-1998)
               Penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Baru adalah :
    • Dalam praktek pemilihan umum terjadi pelanggaran misalnya perhitungan suara tidak jujur,dll
    • Dibidang politik misalnya ormasnya hanya diperbolehkan berafiliasi pada Golkar, berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional,dll
    • Dibidang hukum misalnya belum memadai perundang-undangan tentang batasan kekuasaan presiden dan adanya banyak penafsiran terhadap pasal-pasal UUD 1945,dll
    • Dibidang ekonomi misalnya keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin serta merebaknya KKN,dll
  • Berbagai Penyimpangan pada masa Orde Reformasi
               Penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Reformasi adalah :
    • Belum terlaksananya kebijakan pemerintah Habiebie karena pembuatan perundang-undangan menunjukkan secara tergesa-gesa sekalipun perekonomian menunjukkan perbaikan dibandingkan saat jatuhnya Presiden Soeharto
    • Kasus pembubaran Departemen Sosial dan Departemen Penerangan pada masa pemerintahan Abdulrachman Wahid
    • Adanya perseteruan antara DPR dengan Presiden Abdulrachman Wahid yang berlanjut dengan  Memorandum I dan II berkaitan dengan kasus "Brunei Gate" dan "Bulog Gate"
    • Baik pada masa Abdulrachman Wahid maupun Megawati belum terselesaikannya masalah konflik Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Tengah dan ancaman disintegrasi lainnya
    • Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-kasus pelanggaran HAM, terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran, pemulihan investasi

          Contoh kasus penyimpangan konstitusi di Indonesia

          Skandal Bank Century ternyata tidak hanya menguapkan dugaan pelanggaran kebijakan dan tindak pidana korupsi. Dalam kasus yang beberapa bulan terakhir menyita perhatian publik ini, ternyata ada juga dua bentuk pelanggaran konstitusi. Pelanggaran konstitusi pertama adalah ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) No 4 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan pada 15 Oktober 2008. Presiden dituding melanggar konstitusi karena melalui pasal 29 Perpu No 4 tahun 2008 memberikan kekebalan hukum kepada Menteri keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan/atau semua pihak yang menjalankan perpu ini. Bentuk pelanggaran konstitusi yang kedua adalah ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tidak puas terhadap hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sikap Sri Mulyani sama saja mengabaikan konstitusi khususnya pasal 23E ayat (1) dan (3). Sri Mulyani juga dinilai telah melecehkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan kewibawaan BPK dengan tidak mematuhi hasil audit investigatifnya.