Jumat, 07 Maret 2014

Induktif

Pengertian Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. Penalaran induksi berkaitan dengan empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :
            Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Sapi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
            Kesimpulan : semua hewan yang berdun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Macam-macam Penalaran Induktif

Ada tiga jenis penalaran induktif yaitu :  
·         Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
            Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

Macam-macam generalisasi adalah :
Ø  Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Ø  Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

·         Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
            Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atmosfir seperti bumi, temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulnya musim seperti bumi. Jika bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada makhluk hidup di planet Mars.

·         Hubungan kausal
Penyebab suatu peristiwa tidak selalu dapat diketahui secara langsung karena banyak peristiwa yang perli diselidiki penyebabnya. Untuk menyelidiki penyebab suatu peristiwa maka diperlukan kemampuan berfikir kausal.
Hubungan kausal umumnya dapat berlangsung dalam tiga tipe yaitu :
Ø  Sebab ke akibat
Penalaran dari sebab ke akibat bertolak dari pengamatan terhadap sesuatu sebab yang diketahui. Dari hasil pengamatan ini ditarik kesimpulan mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyebab tadi. Akibat yang ditimbulkan bisa berupa akibat tunggal atau akibat kompleks. Sebuah sebab dapat pula menimbulkan akibat, akibat ini dapat pula menimbulkan akibat lainnya.
Contoh :
            Setiap hari Shinta selalu rutin belajar. Bahkan saat liburan pun dia selalu belajar. Tidak heran jika dia mendapat beasiswa berprestasi dari sekolahnya.
Ø  Akibat ke sebab
Penalaran dari akibat ke sebab merupakan salah satu jenis penalaran kausal. Penarikan kesimpulan bertolak dari akibat yang sudah diketahui untuk mencari penyebab yang menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
            Setiap kali Marcel merasakan matanya berkunang-kunang dan hampir tidak dapat membaca tulisan pada jarak jauh. Akhirnya dia pergi ke dokter mata karena merasakan penyakitnya semakin parah. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata mata Marcell minus
Ø  Akibat ke akibat
Penalaran dari akbat ke akibat bertolak dari suatu akibat yang diketahui kemudian dicari lagi akibat yang ditimbulkan oleh akibat tadi. Disini tidak ada usaha meneliti penyebab dari akibat yang pertama.
Contoh :
            Banyak soal yang tidak dapat di jawan Nisa, sehingga nilai ujiannya jelek.

·         Hipotesis dan teori
Ø  Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
Ø  Teori adalah suatu set dari hubungan antar kontruk, konsep, definisi atau batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut

Sumber :
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/
http://www.trigonalworld.com/2013/09/penaralan-induktif.html
http://azuarjuliandi.com/usu/3teoridanhipotesis.pdf

Deduktif

Pengertian Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah penalaran yang didasarkan pada prinsip, hukum,teori, atau putusan yang berlaku umum kemudian menuju pernyataan khusus.

Silogisme

Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
Macam-macam silogisme dalam penalaran deduktif yaitu :
·         Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategori.
Contoh :
Semua tanaman membutuhkan air (premis mayor)
Akasia adalah tanaman (premis minor)
Akasia membutuhkan air (premis kesimpulan)

·         Silogisme hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategori. Ada empat macam silogisme hipotesis yaitu :
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
            Jika hujan, Lisa naik becak
            Sekarang hujan
            Jadi, Lisa naik becak
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh :
            Bila hujan, bumi akan basah
            Sekarang bumi telah basah
            Jadi, hujan telah turun
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh :
            Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul
            Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa
 Jadi kegelisahan tidak akan timbul
Ø  Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh :
            Bila mahasiswa turun ke jalan, pihak penguasa akan gelisah
            Pihak penguasa tidak gelisah
            Jadi mahasiswa tidak turun ke jalan

·         Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri dari premis mayor berbentuk proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu jika premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif lain.
Contoh :
            Keluarga Nia berlibur di Yogyakarta atau Bandung (premis mayor)
            Keluarga Nia tidak berlibur di Bandung (premis minor)
            Jadi, keluarga Nia berlibur di Yogyakarta (kesimpulan)

Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
            Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
            Pada malam hari tidak ada matahari
            Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis


Sumber :
http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841
http://www.slideshare.net/ddedestt/pengertian-logika-dan-silogisme
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/
http://www.ras-eko.com/2011/03/macam-macam-silogisme-di-dalam.html


Kamis, 06 Maret 2014

Penalaran


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi (proposisi yang sejenis), berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai benar atau salah.
Contoh :
·         Besi bila dipanaskan akan memuai
·         Bung Tomo adalah pahlawan

Inferensi adalah proses memperoleh kesimpulan, pemgetahuan atau pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman.
Contoh :
·         Karena............................................maka.............................................
Kalau ini begini maka itu begitu
Berhubung begitu maka karenanya begini

Implikasi atau pernyataan bersyarat atau kondisional adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q. Bagian “jika p” dinamakan alasan atau sebab dan bagian “maka q” kesimpulan atau akibat.
Contoh :
·         Jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima.
B B
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan benar dan kesimpulan benar.
·         Jika 9 adalah bilangan genap, maka Surabaya ibu kota Jawa Timur.
S B
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan salah dan kesimpulan benar.

Wujud evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, autoritas dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.

Cara menguji fakta adalah melalui penilaian. Penilaian itu berguna untuk mengetahui apakah bahan itu fakta. Penilaian juga berguna untuk memperkuat kesimpulan. Cara menguji fakta :
·         Konsistensi
·         Koherensi

Cara menguji autoritas adalah :
·         Tidak mengandung prasangka
·         Pengalaman dan pendidikan autoritas
·         Keherensi dan kemajuan


Sumber :

http://www.scribd.com/doc/87712225/DEFINISI-PENALARAN
http://ratihseptiaryani.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-contoh-dari-proposisi.html
http://www.slideshare.net/gueste97040/proposisi
htpp://www.repository.binus.ac.id/content/T0273/T027358897.ppt
http://wahyuuwmy.blogspot.com/2011_07_01_archive.html
http://matematikaboy.wordpress.com/2010/12/11/implikasi-biimplikasi-konvers-invers-dan-kontraposisi/
http://eprints.uny.ac.id/1207/1/DEKA_KURNIA.pdf
https://meirianie.wordpress.com/page/8/


Minggu, 12 Januari 2014

Tugas Softskill


  1. Apa yang mempengaruhi dan alasan anda dalam memutuskan untuk membeli suatu barang?
Jawab : Yang mempengaruhi saya dalam memutuskan untuk membeli suatu barang adalah 
  • Barang tersebut sesuai dengan apa yang saya butuhkan atau tidak, karena bila membeli barang harus sesuai dengan kebutuhan saya atau yang memiliki manfaat untuk saya.
  • Harganya sesuai dengan budget yang saya miliki, karena bila harganya tidak sesuai dengan budget yang saya miliki akan membuat boros.
  • Tempat dimana saya bisa mendapatkan barang yang saya butuhkan, karena harus mencari tempat yang menjual barang yang saya ingin beli.
  • Kualitas dari barang tersebut, supaya saya merasa puas dalam penggunaan barang tersebut.
  • Promosi barang tersebut, apakah promosi barang tersebut dapat menarik perhatian dari konsumen dan mendapatkan penilaian yang positif dari konsumen.


   2. Bagaimana pendapat anda terhadap perilaku konsumen di Jabodetabek                    khususnya kota Depok?


Jawab : Pendapat saya terhadap perilaku konsumen di Jabodetabek khususnya kota Depok bekaitan dengan :
  • Faktor sosial : 
        - Group, sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak group-group             kecil.
        - Family Influence, keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku           pembelian.
        - Roles and Status, sebuah role terdiri dari aktifitas yang diharapkan pada                 seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya.
  • Faktor personal :
        - Economic Situation, keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi                     pilihan produk.
        - Lifestyle, orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial dan                       pekerjaan yang sama mungkin saja memiliki gaya hidup yang berbeda.
        - Personality and Self Concept, tiap orang memiliki gambaran diri yang                     kompleks dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri               tersebut.
  • Faktor psychological :
        - Motivation, kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk               mencari kepuasan dari kebutuhan.
        - Perception, orang dapat membentuk berbagai persepsi yang berbeda dari               rangsangan yang sama.
        - Learning, pembelajaran adalah suatu proses yang selalu berkembang dan                 berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima.
  • Faktor cultural :
        - Subculture, sekelompok orang yang berbagai sistem nilai berdasarkan                     persamaan pengalaman hidup dan keadaan.
        - Social Class, pengelompokan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat               dan perilaku.




Kamis, 21 November 2013

Artikel Perilaku Konsumen

Artikel Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN
CONSUMER BEHAVIOR AND MARKETING ACTION Premise dalam buku ini menyatakan bahwa strategi pemasaran harus berlandaskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen. MODEL PRILAKU KONSUMEN

TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1).Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
Kebutuhan konsumen,  Persepsi atas karakteristik merek, dan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2).Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen),  Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) 

3. Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah : Barang,  Harga, Periklanan dan Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.

Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tipologi pengambilan keputusan konsumen :

1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making) Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.

2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen.
Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsu men.

EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN :

1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk men gevaluasi dan mempertimbangkan piihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran. 0. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.

2. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.

3. Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.

Keempat proses tersebut digambarkan sebagai berikut :

Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasa ran melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi. Pengambilan keputusan konsumen adalah bukan proses yang seragam. Ada perbedaan antara pengambilan keputusan dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang tinggi dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang rendah.

I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KOMPLEK ( COMPLEKS DECISION MAKING) Untuk memahami keputusan yang komplek maka perlu dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk. Kondisi keterlibatan konsumen akan suatu produk, apabila produk tersebut adalah :

1. Penting bagi konsumen karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status.
2. Memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen model pakaian.
3. Mengandung resiko tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk pembelian komputer.
4. Mempunyai ketertarikan emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru. 5. Dikenal dalam kelompok grupnya atau “ badge “ value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci. 

Tipe Keterlibatan :

1. Situational involvement. Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.

2. Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang kompleks. “Badge” value adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap.




Sabtu, 02 November 2013

Pembelian Yang Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen

Pembelian Yang Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dananya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Pemasaran wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain:
1.      Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
·         Mendesain bauran pemasaran
·         Mensegmen pasar bisnis
·         Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
·         Melaksanakan analisis lingkungan
·         Mengembangkan studi riset pasar
·    Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
·      Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
·         Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
·         Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
Ø  Orientasi konsumen
Ø  Fakta-fakta tentang perilaku manusia
Ø  Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip 5W + 1H :
1.      Why    : mengapa mendapatkan barang atau jasa tersebut ?
2.      What   : berupa apa barang atau jasa tersebut ?
3.      Who    : siapa yang mendapatkan barang atau jasa itu ?
4.      When   : kapan bisa didapatkan barang atau jasa tersebut ?
5.      Where  : dimana barang atau jasa tersebut bisa didapatkan ?
6.      How     : bagaimana barang atau jasa tersebut didapatkan ?

Berikut adalah contoh kasusnya :
Anggun Maharani, mahasiswa Universitas swasta terkenal di Bekasi dan ia juga bekerja di sebuah bankswasta di Bekasi (Who) ingin membeli (How) laptop (What). Ia ingin membelinya karena mudah untuk dibawa-bawa (Why). Ia berencana membelinya akhir bulan depan setelah menerima gajinya (When) dipusat perdagangan komputer di daerah Mangga Dua (Where). Mempelajari 5W + 1H ini merupakan inti dari perilaku konsumen.

o   Menurut James F.Angel – Roger D.Blackwell – Paul W.Miniard terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.  Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebutdiatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan serta mempengaruhi perilaku. Kelima foktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3.    Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap danperilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.